Metrotvnews.com, Jakarta: Industri kuliner berkembang menjadi sebuah sektor yang bisa diperhitungkan pelaku bisnis. Bisnis itu bahkan mampu meraup untung mulai dari 100 hingga 1000 persen. Demikian dikatakan Redaktur Senior Majalah Bisnis SWA, Teguh Poeradisastra dalam prorgam dialog 811 Show Metro TV, Senin (19/9).
Tak hanya itu, Teguh menyebutkan bisnis kuliner kebal terhadap krisis ekonomi. Pada tahun 1998 misalnya, krisis moneter yang menerpa Indonesia tak mampu menggoyahkan industri kuliner.
"Industri kuliner akan mati, kalau orang sudah enggak doyan makan, dan itu tak mungkin terjadi", katanya. Manusia selalu membutuhkan makanan dan akan selalu hidup. Ketika pendapatan per kapita naik,tuturnya, pendapatan industri kuliner pun melonjak.
Menurutnya, industri masak memasak itu berpotensi besar untuk berkembang. Terlebih lagi, Indonesia yang memiliki 37 provinsi memilikianeka ragam makanan lokal yang menggugah selera.
Pendapat senada pun dikemukan seorang carier coach, Rene Suhardono. Menurutnya perkembangan industri kuliner yang pesat akibat penambahan jumlah kelas menengah di masyarakat. Kelas tersebut merupakan pangsa pasar potensial karena banyak dari mereka tak memiliki waktu memasak sendiri di rumah.
"Mereka mempunyai diposable income yang lebih besar yang dialokasikan untuk makan", jelasnya.
Namun, Rene menyayangkan kuliner Indonesia belum mencapai levelseperti makanan Thailand. "Local food Indonesia lebih dirasakan oleh orang Indonesia", tegasnya.
Rene mengatakan industri kuliner di Indonesia belum menjadi ekspresi kultural bangsa. Rene dan Teguh pun sepakat masyarakat Indonesia harus lebih gemar memasak. (******)